Jumat, 17 Oktober 2014

laporan

Berita Sampah

           Apapun nyaris tersedia di internet. Di internetlah tidak tercipta antara konsumen dan produsen informasi. Semua bisa menjadi konsumen dan sekaligus menjadi produsen. Di internet juga tidak ada kasta dalam berita, tidak ada pemilihan antara mana yang penting dan tidak. Namun sayangnya situs-situs berita yang terdapat di internet masih kalah dengan media sosial seperti Facebook, Twitter, Instragram, Line dan lainnya.
Sayangnya, tidak semua situs berita di internet mengungkapkan kebenaran, hanya sebuah fakta yang dibuat. Kebenaran itu berbeda dengan fakta, fakta merupakan kejadian yang terjadi, sedangkan kebenaran merupakan pertarungan dari beberapa fakta.
“Berita Online itu berita ludah, berita sampah.” Terang Aulia A Muhammad saat memberikan materi tentang Internet, Jurnalisme, dan Discomgoogolation pada acara Pendidikan Jurnalistik Dasar oleh Badan Penerbitan dan Pers Mahasiswa (BP2M) Unnes.
Aulia yang juga sebagai Pemimpin Redaksi SuaraMerdeka.com menegaskan bahwa berita yang ada di internet tidak semua mengungkapkan kebenaran. Bahkan banyak berita-berita yang mampu menyesatkan para pembacanya.
 “Biaya akses internet yang sangat murah dan tingkat literasi media yang mulai merendah yang menyebabkan berita sulit dibedakan dengan cerita” ujar Aulia. Kesemerbakan media online, baik situs yang berafiliasi dengan media cetak maupun bukan, tidak lagi patuh terhadap prinsip-prinsip dasar jurnalisme. Bahkan lebih pada perayaan hysteria pembaca yang senang kejutan, rumor, dan menikmati berbagai kesalahpahaman.
Lanjutnya, ada langkah yang mampu di tempuh untuk mendapatkan akurasi berita di internet. Dengan membaca berita yang sama di berbagai media, dirasa pembaca mampu membandingkan berita yang ada.