Berita
Sampah
Apapun nyaris tersedia di internet. Di internetlah tidak tercipta
antara konsumen dan produsen informasi. Semua bisa menjadi konsumen dan
sekaligus menjadi produsen. Di internet juga tidak ada kasta dalam berita,
tidak ada pemilihan antara mana yang penting dan tidak. Namun sayangnya
situs-situs berita yang terdapat di internet masih kalah dengan media sosial
seperti Facebook, Twitter, Instragram, Line dan lainnya.
Sayangnya, tidak semua situs berita di internet mengungkapkan
kebenaran, hanya sebuah fakta yang dibuat. Kebenaran itu berbeda dengan fakta,
fakta merupakan kejadian yang terjadi, sedangkan kebenaran merupakan
pertarungan dari beberapa fakta.
“Berita Online itu berita ludah, berita sampah.” Terang Aulia A
Muhammad saat memberikan materi tentang Internet, Jurnalisme, dan
Discomgoogolation pada acara Pendidikan Jurnalistik Dasar oleh Badan Penerbitan
dan Pers Mahasiswa (BP2M) Unnes.
Aulia yang juga sebagai Pemimpin Redaksi SuaraMerdeka.com
menegaskan bahwa berita yang ada di internet tidak semua mengungkapkan
kebenaran. Bahkan banyak berita-berita yang mampu menyesatkan para pembacanya.
“Biaya akses internet yang
sangat murah dan tingkat literasi media yang mulai merendah yang menyebabkan
berita sulit dibedakan dengan cerita” ujar Aulia. Kesemerbakan media online,
baik situs yang berafiliasi dengan media cetak maupun bukan, tidak lagi patuh
terhadap prinsip-prinsip dasar jurnalisme. Bahkan lebih pada perayaan hysteria
pembaca yang senang kejutan, rumor, dan menikmati berbagai kesalahpahaman.
Lanjutnya, ada langkah yang mampu di tempuh untuk mendapatkan
akurasi berita di internet. Dengan membaca berita yang sama di berbagai media,
dirasa pembaca mampu membandingkan berita yang ada.