Sabtu, 26 Desember 2015

Edukasiku Edukasimu Edukasi Kita

Mau nyaman denganku?? (baca: Edukasi) cobalah ini..
Aku hanya ingin menceritakan pengalamanku selama dua setengah tahun di LPM Edukasi dan merasa nyaman di dalamnya. Satu tahun pertama ku jalani dengan biasa-biasa saja. Sebagaimana kru magang, mengerjakan koran dan buletin Edukasi. Bahkan sempat bosan karena belum ada ketertarikan dan kurang nyaman berada di Edukasi. Masih ingat betul, buletin pertama yang kami garap, aku mencoba untuk menulis puisi, dan hasilnya.... bisa di tebak sendiri lah malu aku menceritaknnya,hihi (sok nulis puisi, ikut kencan sastra saja seumur hidupku di Edukasi belum pernah sama sekali)
Tapi fokus tulisan bukan pada puisi yang memalukan itu, tahun kedua saat mas Fahmi menjadi PU, aku diajak untuk bergabung di PPSDM (Pengkaderan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia).
Kau membuatku rindu
Waktu itu mas Alaika yang mengajakku untuk bergabung di dalam devisi ini. Awalnya aku tak tahu apa yang harus ku kerjakan. Namun tiba-tiba ada yang menarikku untuk terus berjuang yaitu dua teman saya yang katanya Aziz itu aneh yaitu Aam dan satu lagi orang yang lugu yaitu Baihaqi. Awalnya aku tidak melirik mas Fahmi sama sekali, karena katanya dia judes, cuek dan menyeramkan. Tapi lama-lama bolehlah saya angkat dia sebagai satu angkatan dan satu jiwa. Meski selalu aku yang menjadi bahan bullyan, tapi entah bagaimana tidak bisa marah dengan 3 orang ini.
Bersama tiga orang ini saya belajar banyak. Pelajaran pertama adalah bagaimana membuat saya nyaman di Edukasi. Tiga orang ini pula yang membuatku nyaman dan kangen Edukasi. Bahkan setiap selesai kuliah, aku tidak pernah langsung berkumpul dengan teman kelas, tapi selalu Kantor Edukasi yang menjadi tujuannya.
Nah tips pertama buat teman-teman yang sedang tidak atau kurang nyaman di Edukasi, pilihlah beberapa temanmu yang bisa membuat nyaman. Nyaman itu bisa jadi kesamaan dalam kebiasaan, kesamaan sudut pandang atau yg lainnya.
Tips kedua,  ajaklah mereka sering-sering berkunjung di Edukasi agar di kantor ada teman ngobrol yang menurutmu nyaman.
Aku belajar banyak hal darimu
Sebelum masuk Edukasi, aku mah apa atuh, penakut dalam menyampaikan pendapat, kuper, sedikit teman de el el. Tapi berkat Edukasi, sekarang aku menjadi orang yang lebih baik. Terimakasih Edukasi...... yah??
Bicara Edukasi bukan cuma soal nulis ya.... Dari sini, aku mulai belajar dari menyusun acara, berhubungan dengan para pembicara, dan lainnya. Apalagi saat menjadi penanggung jawab di PJTL (pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut) aku bersinggungan dengan orang-orang hebat seperti mas Agung Sedayu, mas Rofiuddin dan lainnya. Disini aku mulai belajar untuk memanage acara.
Selain itu, aku diajarkan tentang Public Speaking, bagaimana berkomunikasi yang baik dengan orang lain. Punyak banyak relasi di seluruh penjuru negeri (lebay) iya laah berkat Edukasi aku mengikuti kegiatan di Makassar dan bertemu dengan teman-teman dari berbagai daerah.
Dan, yang ringan tapi mengena, kenapa aku nyaranin teman-teman sering maen ke kantor Edukasi? Karena obrolan di Kantor Edukasi adalah obrolan ilmiyah dan guyonannya pun bukan sekedar ngguyu . banyak ilmu yang ku dapat di dalamnya. Ide-ide keren untuk kemajuan Edukasi pun kita mulai dengan obrolan santai yang berakhir serius dalam pelaksanaannya. Inilah satu hal lain yang membuatku lebih memilih maen ke Edukasi ketimbang belajar di perpus sama teman-teman kelas.
Tips selanjutnya, setelah kamu dan teman-teman di Edukasi, jangan bingung dan akhirnya salting maen ke Edukasi mau ngapain? Cobalah berdiskusi santai dan ngguyu yang ilmiyah.
Edukasi-ku kini
Apa yang terjadi di Edukasi?? Ini sesi sedih saudara. Keprihatinanku berawal dari banyak hal, pertama, kawan-kawan edukasi yang sudah berjuang masuk di Edukasi akhirnya lambat laun entah kemana pusarannya. Aku heran, dulu mereka susah payah mengikuti seleksi, dan kegiatan-kegiatan agar lolos menjadi kru LPM Edukasi, tapi setelah lolos, tiap tahun ada saja yang mulai menghilang dan entah apa yang dilakukan di luar sana.
Kedua, deadline mana lagi yang kau dustakan kata-kata itu sekarang menempel di dinding Edukasi, dan tulisan itu tidak mungkin menmpel tanpa sebab. Yah... tidak perlu lah dikritik berlebih, kita introspeksi bersama dan segera selesaikan kerjaan kita. Namun lucunya, mau terbit atau tidak, mahasiswa secara umum tidak pernah menannyakan kapan edukasi terbit? Mungkin jika didiamkan dan uang mereka kita gunakan untuk bersenang-senang pun mereka tak sadar... hahahaha
Ketiga, Edukasi kini krisis kader intelektual, sebagai pers mahasiswa, setidaknya kru Edukasi adalah orang yang paling tahu dibanding dengan mahasiswa umum. Selain itu, juga memiliki kepekaan terhadap realita sosial yang sedang terjadi. Ada cerita lucu dari kru magang 2015 yang tidak mengetahui kepanjangan dari HMJ dia mengatakan Haluan Mahasiswa Jurusan, aduuhhh.....
Tips dariku, belajar itu bisa apapun, kapanpun, dimanapun, dengan siapapun. Jadi menurutku agar teman-teman merasa nyaman di Edukasi dan bisa mnyelesaikan tanggung jawab disini, cobalah setiap apa yang terjadi kita ambil pelajarannya.
Tips terakhir dariku, mari gunakan waktu semaksimal mungkin agar kuliah lancar dan Edukasi tidak terlantar.
Tulisan Writing Challange 3 dengan tema “Edukasi”

Minggu, 20 Desember 2015

Harapan dan Kekhawatiran Tahun 2000



“Tahun dua ribu tahun harapan
Yang penuh tantangan dan mencemaskan
Wahai pemuda dan para remaja
Ayo siapkan dirimu
Siapkan dirimu, siap ilmu, siap iman”
Mungkin beberapa kawan-kawan asing ya dengan lirik lagu itu? Yah itu adalah lagu yang berjudul “Tahun 2000” yang dinyanyikan oleh grup Qasidah Nasida Ria. Sedikit tentang grup Nasida Ria ya untuk kawan-kawan yang belum tahu. Grup Qasidah ini menurut Wikipedia merupakan grup Qasidah tertua di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1975.
Kelompok musik Qasidah modern ini terdiri dari 9 wanita dari Semarang yang dikelola oleh H. Mudrikah Zain. Lagu lain dari kelompok musik ini diantaranya, Kota Santri, Pengantin Baru, Keadilan, Nasehat Cinta dan banyak lainnya, bahkan beberapa lagunya di kover oleh band Indonesia seperti lagu Perdamaian yang di kover oleh  band Gigi. Lagunya tidak lekang oleh waktu karena di dalamnya mengandung nilai-nilai yang positif dan disampaikan dengan lagu yang merdu.
Balik lagi ke lagu Tahun 2000 ya, saat lagu itu nge-hits aku masih berumur 5 tahun dan duduk di bangku TK atau saat itu aku bersekolah di Roudlotul Athfal (RA). Lagu itu tidak lagi asing di telingaku berhubung simbahku yang sangat menyukai lagu-lagu Qasidah dan hampir setiap hari mendengarkan lagu-lagu itu sembari melakukan aktifitasnya sehari-hari.
Jika kita lihat pada bait awal lagu ini, tahun 2000 ini adalah tahun tantangan, tahun penuh kecemasan. Sebenarnya ada apa dengan tahun 2000? Atau biasa orang menyebutnya dengan tahun millenium. 
Terlepas dari peristiwa Year 2 Kilo (Y2K) ya, nanti bisa kawan-kawan baca sendiri peristiwa apa itu. Pada tahun 2000 ini terjadi revolusi industri yang keempat, dimana kita ketahui bahwa revolusi industri pertama pada tahun 1784, kedua pada tahun 1870, ketiga pada tahun 1969 dan yang keempat bertepatan pada tahun 2000 yang dimulai di Jerman. Dengan revolusi industri ini, produksi barang kebutuhan menjadi lebih murah karena semua serba mesin baik dari pihak produsen maupun konsumen dan serba otomatis.
Selain itu juga pada tahun 2000 dalam bidang teknologi Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (Dikmenjur) melaksanakan sebuah program yang disebut dengan Jaringan Internet atau Jarnet. Guna mempercepat internetisasi di sekolah-sekolah menengah.
Mari sedikit kita hayati bait lagu ini. Berhadapan dengan  perkembangan teknologi dan industri tersebut. Apa yang sudah kita siapkan?? Dalam bait pertama lagu itu dikatan “Wahai pemuda dan para remaja ayo siapkan dirimu siapkan dirimu, siap ilmu, siap iman”. Sekarang tahun 2000 itu sudah berlalu 15 tahun yang lalu dan  dampak perkembangannya kita rasakan sampai saat ini. Semua serba mesin, pengangguran semakin banyak dan lahan untuk sawah dijadikan pabrik. Masih banyak lagi dampak yang kita rasakan saat ini.
Keterampilan, Ilmu dan iman yang harus kita siapkan, ilmu sosial, agama, teknologi sains dan lainnya sesuai dengan keahliannya. Namun yang banyak dilupakan oleh orang saat ini adalah siap iman. Dengan perkembangan zaman yang semakin pesat danpa disaring mana yang baik dan mana yang berdampak buruk, orang-orang menikmati perkembangan tersebut. Berhadapan dengan perkembangan teknologi harus diimbangi dengan iman yang kuat. Keterampilan, Ilmu dan iman lah yang akan membawa kita pada kebaikan dunia dan kebaikan akhirat.
Untuk lebih lengkapnya lagi, mari simak lirik lagu “Tahun 2000” secara lengkap.
Lirik Lagu Tahun 2000 - Nasidaria

Description: Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...tahun duaribu tahun harapan,
yang penuh tantangan dan mencemaskan
wahai pemuda dan para remaja,
ayo siapkan dirimu
siapkan dirimu, siap ilmu siap iman
siap

tahun duaribu kerja serba mesin,
berjalan berlari menggunakan mesin
manusia tidur berkawan mesin,
makan dan minum dilayani mesin
sungguh mengagumkan tahun duaribu
namun demikian penuh tantangan

penduduk makin banyak,
sawah ladang menyempit
mencari nafkah smakin sulit
tenaga manusia banyak diganti mesin,
pengangguran merajalela

sawah ditanami gedung dan gudang,
hutan ditebang jadi pemukiman
langit suram udara panas
akibat pencemaran

wahai pemuda remaja
sambutlah tahun 2000
 penuh semangat
dengan bekal ketrampilan,
serta ilmu dan iman"
bekal ilmu dan iman

tulisan ini di tulis sebagai pemuas sahabatku Mas Fahmi, Aam dan Baihaqi memenuhi tantangan Writing Challange 2 dengan tema "Tahun 2000"

Rabu, 16 Desember 2015

KAWIN CERAI JADI TREND



Pernikahan merupakan suatu hal yang sakral. Pernikahan bukan hanya sekedar menghalalkan hubungan suami istri secara biologis saja namun memiliki makna secara psikis juga. Bahkan pernikahan bukan hanya hubungan anatara seorang laki-laki dan perempuan saja, namun juga keluarga dan orang-orang yang ada disekitarnya.
Saat ini, banyak stasiun TV yang menayangkan prosesi ataupun berita pernikahan yang dilakukan oleh public figure, seperti artis dan pejabat yang ada di negeri ini. Namun tidak sedikit pula diantara mereka yang mengakhiri pernikahan mereka dengan perceraian. Begitu mudahnya untuk bersama dan berpisah membuat makna pernikahan hanya sebatas tali penghubung yang suatu saat dengan mudahnya tali itu dilepas. Dengan permasalahan ini, perlu adanya pemahaman masyarakat mengenai hakikat pernikahan. Selain itu juga pemahaman mengenai perceraian dalam syariat Islam agar masyarakat tidak terpengaruh dengan tontonannya sehari-hari menganai artis yang kawin cerai.
Angka perceraian di Indonesia semakin meningkat di setiap tahunnya, bahkan dikabarkan oleh  Kompasiana sesuai dengan data Pengadilan Agama bahwa angka perceraian meningkat bahkan mencapai 40 kasus perjam.
Hakikat Pernikahan
Di Indonesia ini, pernikahan telah diatur dalam Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 tahun 1974, memberikan devinisi perkawinan sebagai berikut: “Perkawinan adalah Ikatan lahir bathin antara seorang Pria dan seorang wanita sebagai Suami-Isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa “
Dengan devinisi diatas dapat ditarik beberapa poin mengenai pernikahan. Pertama, perkawinan merupakan ikatan lahir batin yang dimaksud adalah ikatan lahir yang terlihat dengan adanya pernikahan ini, sedangkan ikatan lahir tidak dapat dilihat oleh orang lain, hanya dapat dirasakan oleh keduanya. Kedua, pernikahan dilakukan antara seorang pria dan seorang wanita, tidak diperbolehkan seorang pria menikahi pria lainnya ataupun sebaliknya. Ketiga, sebagai suami isteri, dalam hal ini baik suami maupun istri memiliki peran dan tanggung jawab yang sudah disebutkan dalam pasal selanjutnya. Keempat, membentuk rumah tangga yang bahagia dan kekal. Dan yang terakhir adalah berdasarkan keTuhanan Yang Maha Esa.
Hal ini membuktikan bahwa pernikahan bukan hal yang sepele dan sewenang-wenang dilakukan. Pernikahan merupakan proses hubungan antara pria dan wanita dalam jangka waktu yang lama, bukan sekedar ikatan yang dapat dilepas begitu mudahnya tanpa mempertimbangkan hal-hal yang bersangkutan.
Pernikahan dalam Islam
Menikah dalam syariat islam tentunya tidak jauh berbeda dengan pernikahan menurut undang-undang Negara kita. Nikah menurut istilah syariat Islam adalah akad yang menghalalkan pergaulan antara laki – laki dan perempuan yang tidak ada hubungan Mahram sehingga dengan akad tersebut terjadi hak dan kewjiban antara kedua insan.
Jelas dalam Islam, bukan hanya mengikat antara laki-laki dan wanita untuk menghalalkan hubungan biologis saja, namun juga dengan akad tersebut akan terjadi hak dan kewajiban untuk keduanya.
Pernikahan Seumur Jagung
Saai ini, banyak media massa seperti televise ataupun media cetak yang mengabarkan tentang pernikahan yang dilangsungkan oleh artis atau public figure lainnya. Hal ini menarik minat masyarakat untuk melihat bagaimana prosesi ataupun gebyar pernikahan artis atau seorang yang diidolakannya tersebut. Dengan persiapan yang matang dan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit membuat masyarakat tertarik untuk mengikuti berita tersebut.
Namun, nyatanya tidak sebanding dengan persiapan yang sudah dilakukan sebelum pernikahan. Banyak artis yang bermasalah dalam pernikahannya mereka, masalah-masalah yang timbulpun tidak luput dari sorotan media dan menjadi konsumsi masyarakat secara luas. Pernikahan yang baru dibangun beberapa bulan atau tahun pun dengan mudahnya runtuh karena permasalahan-permasalahan yang muncul setelah pernikahan.
Dapat diiambil contoh yaitu artis yang bernama Resti Tagor, dia adalah sosok artis muslimah yang telah mengenakan kerudung selama beberapa tahun ini. Awal pernikahannya dengan Rizq Balwell menuai perceraian setelah beberapa tahun menikah dan dikaruniai seorang anak. Kemudian Resti Tagor membina rumah tangga barunya dengan Stuart Collin, namun nyatanya tidak berlangsung lama, baru beberapa bulan, Resti pun mengajukan cerai kepada Pengadilan Agama.
Sebagai Teladan
Public figure yang menjadi sorotan media, seharusnya menjadi teladan bagi masyarakat yang mengonsumsi berita-berita mengenai kehidupan idolanya. Namun sayangnya banyak hal-hal yang tidak pantas ditiru oleh masyarakat. Bukan hanya persoalan pernikahan dan perceraian yang mudah dilakukan oleh para artis saja, namun juga tingkah laku mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Perilaku kawin-cerai yang dilakukan para public figure akan berimbas buruk bagi masyarakat. Masyarakat menjadi tidak respect lagi terhadap orang yang diidolakannya lagi atau bahkan ada beberapa masyarakat yang kemudian meniru gaya mereka. Karena menganggap mudahnya bercerai, masyarakat tidak lagi menilai bahwa pernikahan adalah hal yang sakral dan mudah unruk diakhiri.
Bahkan diakui atau tidak oleh pelakunya, ada beberapa yang melakukan perceraian dikarenakan untuk mencari sensasi sebagai pendongkrak populeritasnya. Hal ini menggambarkan betapa public figure saat ini tidak mampu menjadi teladan bagi masyarakat.
Cerai, Bolehkah?
Dalam syariat Islam, perceraian biasa dikenal dengan istilah talak. Islam dalam syarat-syarat tertentu memperbolehkan talak atau perceraian istri dan suami. Dan menganggapnya tindakan yang tidak disenangi dan dibenci. Dan dalam hadis-hadis hal itu dicela.
Ada salah satu hadits menyebutkan yang artinya “Tidak ada sesuatu yang mubah yang lebih dicintai oleh Allah selain nikah, dan tidak ada sesuatu yang mubah yang lebih dibenci Allah selain talak.” Hal ini jelas bahwa perceraian yang dilakukan kaum muslim adalah perbuatan yang dibenci oleh Allah dan Rasulullah.
Islam membolehkan perceraian dengan syarat-syarat tertentu, diantaranya ketidakcocokan antara suami-istri sehingga tidak ada mahabbah (cinta kasih) antara mereka berdua, istri berakhlak jelek, istri tidak taat lagi kepada suaminya dalam hal-hal yang baik, suami berakhlak buruk dan menzhalimi (menyiksa) istrinya tanpa alasan yang benar, suami atau istri tidak mampu melakukan kewajibannya, suami atau istri melakukan kemaksiatan (dosa besar) yang menyebabkan mereka berdua mengalami keadaan yang jelek, sampai kemudian terjadi perceraian. Sebab yang lain seperti suami atau istri mabuk-mabukan atau mengkonsumsi obat terlarang.
Namun perceraian bukanlah hal yang mudah, apalagi perbuatan ini adalah perbuatan yang dibenci oleh Allah. Selagi masalah masih dapat diselesaikan dengan baik-baik maka harus diusahakan hingga titik darah penghabisan.
Menyikapi Maraknya Perceraian
Perlu adanya pemahaman terhadap masyarakat, bahwa perceraian bukanlah hal yang baik dilakukan dan menadi suatu hal yang dibenci oleh Allah. Meskipun media saat ini gencar memberitakan megenai perceraian yang dilakukan oleh public figure, masyarakat harus mampu menyaring bahwa tidak selamanya orang yang diidolakan tersebut dapat menjadi contoh kehidupan sehari-hari. 
@agitadayah



Minggu, 06 Desember 2015

Es Teh dan Kapitalisme

doc. internet
menulis hal yang mudah namun berat dilakukan, seberat melupakan sang mantan "eh". Yah menulis butuh pembiasaan, kesabaran dan ketekunan. Berawal dari obrolan aneh yang kita lakukan di kantor kebanggaan "LPM Edukasi" bersama 3 jomblo ngenes yaitu mas Fahmi, Baihaqi dan Aam. Kita mencoba belajar semua itu, rencana aneh ini kita namai dengan "writing challange". Dengan harapan bisa istiqomah menulis. Oke... untuk tema pertama kita yaitu tentang "Teh". Tema yang tak sengaja lewat di hadapan kita, hmmmmm yang terbesit dalam pikiranku, "meh nulis opo??". Ya sudahlah ini tulisan ala kadarnya saja, semoga bermanfaat. Amin
Perkebunan teh yang hijau tiba-tiba teringat dalam pikiranku, sejuk, hijau, udara segar dan menyegarkan mata sambil menikmati secangkir teh yang hangat dengan orang terkasih. Ups... berhenti ngayal baper kan jadinya... ya kembali ke pembahasan mengenai teh, mungkin kawan-kawan sudah biasa menikmati teh baik disajikan dalam keadaan panas, dingin, atau panas dingin, lhoh...
Penikmat teh pun tidak terbatas di semua kalangan, yang tua, muda, kaya, miskin, cewek, cowok, semuanya deh terutama mahasiswa nih kalau lagi bokek pesen es teh yang harganya berkisar 1500-2000 rupiah. Tapi sadar gak sih saat ini teh dengan berbagai varian dan cara penyajiannya menjadi bahan kapitalisme, nah lhoh....
Mungkin kita biasa menemui teh yang disajikan dalam bentuk es teh yang yang murah karena belinya di kucingan  (sukanya main kucing-kucingan). Kemudian coba kita bergeser ke warung Tegal (warteg) harganya berubah lagi, cliiing... tambah mahal tentunya, ditambah ongkos buat parkir, yah
Jangan jauh-jauh deh, kalau kita sedang shopping-shopping atau sekedar cuci mata di Mall terus tiba-tiba haus. Kita beli es teh dengan kemasan gelas plastik yang tentunya harganya sudah tidak sama lagi dengan es teh yang ada di warteg. Atau teh dalam kemasan botol yang harganya juga lebih mahal. Hanya karena beda kemasannya, padahal jika gelas plastik atau botol itu diganti dengan kantong plastik pun tidak akan mengurangi kenikmatan teh.
Nah ini yang lebih parah lagi es teh original di warung makan keren yang biasa disebut restoran. Tahu berapa harganya??? menurut survey yang dilakukan oleh Agita Sunni Hidayah, mencoba beli es teh di restoran dan akhirnya kapok, harganya mencapai puluhan ribu rupiah bahkan bisa lebih mahal jika varian dan penyajiannya lebih keren.
Sebenarnya apa yang membuat harganya beda?? Tehnya? Gulanya? Airnya? Atau Esnya? Tidak. Tapi tempat dan kemasannya,hmmm
Nah dapat inspirasi untuk membuka usaha warung teh? Yuk siapkan tempat yang mewah dan glamour serta teh yang dikemas dengan gelas emas dan sendok dari batu giok. Hmmm dasar korban Kapitalis...
Hidup cerdas dengan memilih segala hal sesuai kebutuhan saja.

Kamis, 19 Maret 2015

Filsafaty

Yang – Ada (Being)

Yang ada ini merupakan istilah yang paling umum dari segala sesuatu. Yaitu predikat yang paling umum dan paling sederhana dari semua predikat. Makna yang-ada sering kali disamakan dengan esensi dan eksistensi, namun sebenarnya berbeda (untuk esensi dan eksistensi akan kita bahas selanjutnya).
Misalkan, sesuatu yang bereksistensi, misalnya bangku, pertama harus memiliki sifat yang ada untuk dapat bereksistensi. Demikian pula dengan pikiran, perasaan yang tidak dapat dilihat orang lain tapi tetap dapat dikatakan bersifat ada. Karena yang ada merupakan sifat  yang paling sederhana, meskipun itu berupa pikiran atau perasaan yang tidak dapat bereksistensi namun dapat bersifat ada meskipun hal yang mustahil sekalipun.
Misalkan saya memikirkan tentang gajah yang berwarna merah jambu yang mempunyai dua belalai. Gajah tersebut bersifat ada meskipun tidak bereksistensi.
Ketika kita mengatakan suatu apapun halnya maka bersifat “yang-ada” baik jenis maupun hakikatnya. Dimana segala sesuatu disini maksudnya itu dapat merujuk pada sesuatu itu baik jenis maupun hakikatnya.
Parmanides berpendapat bahwa Kita hanya dapat mengatakan dan memikirkan sesuatu yang bersifat yang ada. Yang ada ini bukanlah sesuatu yang mengada karena kita pikirkan, namun segala sesuatu bersifat yang ada.
Sedangkan yang tiada merupakan istilah yang tidak mengandung makna dan tidak menunjuk kepada apapun. Memikirkan istilah yang tiada berarti memberikan sifat yang ada kepada istilah ketiadaannya, bukan kepada sesuatu  yang ditunjuknya.
Yang menjadi titik tekan disini adalah segala yang kita pikirkan atau katakana memiliki sifat yang ada. Atau ringkasnya bahwa segala sesuatu bersifat ada

Filsafaty

BELAJAR FILSAFAT dan BERFILSAFAT


Sebelum kita belajar filsafat secara mendelam, akan lebih baik juika kita mempelajari mengenai istilah-istilah pokok yang ada dalam filsafat. Ketika mempelajari Filsafat tentunya kita akan menjumpai beberapa istilah yang ada di dalamnya. Terkadang untuk memahami istilah-istilah tersebut kita merasa kesulitan. Namun sebenarnya dapat dipelajari dengan mudah ketika kita tekun dan berusaha menganalisis kata demi kata yang ada di buku bacaan. Buku yang akan kita pelajari bersama adalah buku “ Pengantar Filsafat”  karya Louis O. Kattsoff.

Beberapa istilah yang sering muncul dalam filsafat diantaranya:
1.      Yang- Ada                        (Being)
2.      Kenyataan             ( Reality)
3.      Eksistensi              (Existence)
4.      Esensi                    (Essence)
5.      Substansi               (Subtance)
6.      Materi                    ( Matter)
7.      Bentuk                  (Form)
8.      Perubahan             (Change)
9.      Sebab – Akibat     (Causality)
10.  Hubungan             (Relation)

Istilah – istilah yang ada di atas ini merupakan istilah terpokok yang paling banyak digunakan. Mungkin istilah itu sering kita jumpai sehari-hari. Namun, bagaimana jika istilah tersebut muncul dalam istilah filsafat? Nah kita akan memepelajari satu persatu istilah tersebut dalam beberapa tulisan berikutnya.