Senin, 04 Januari 2016

Dengan Motor, Ku Daki Puncak Telomoyo

perjalanan menuju puncak cucok buat photo

“liburan mau kemana bro?? Hmmmm aku di rumah aja deh, jagain rumah kali aja digondol semut”
Hmmm hari gini masih bermesraan sama rumah? Tuhan menciptakan bumi dan isinya bukan untuk dicuekin bro, yuk jalan-jalan....he. meski sering jalan-jalan kesana kemari, tapi baru sempat membagi pengalaman lewat tulisan ini. Iseng aja sih share pengalaman, boleh pengen tapi dilarang iri,he. 

Oke, awal tahunku awali dengan liburan yang menyenangkan, yaitu ke Gunung Telomoyo. Ya, ketika kalian search di google mungkin akan muncul letaknya di Semarang, Magelang, Salatiga, terus yang bener yang mana? Ya gunung Telomoyo ini terletak di kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Gunung ini memiliki ketinggian  1.894 m dpl yang merupakan gunung berapi, tetapi belum pernah tercatat meletus ya.

Gunung keren ini, diapit oleh Gunung Merbabu, Gunung Andong, Gunung Sumbing, dan Gunung Ungaran. Jadi kalau kalian naik ke Gunung Telomoyo boleh lah menyapa gunung-gunung itu dari puncak.
banyak sudut untuk bisa melihat pemandangan menakjubkan 
Nah yang lebih menarik, untuk mencapai gunung dengan ketinggian 1.894 m dpl ini kita tidak usah susah-susah untuk berjalan kaki dengan track yang susah seperti gunung lain. Untuk mencapai puncak,  bisa kita tempuh dengan menaiki kendaraan sepeda motor, mobil, atau bahkan truk. Ya  kalau yang pengen sehat silahkan berjalan kaki, atau mungkin lari. Jalur yang dilalui pun tergolong mudah karena sudah diaspal, walaupun beberapa aspal ada yang rusak, jadi tetep hati-hati,hmmm
terlihat banyak tower di puncak gunug Telomoyo
Perjalanan kurang lebih 30-40 menit daripintu pos, dengan membayar Rp. 5000 saja untuk pengendara motor dengan dua penumpang. Nah, berbeda ya dengan puncak-puncak gunung lainnya, di puncak gunung ini kita bisa melihat stasiun pemancar, tower dan antenna yang masih beroperasi. Bahkan gunung ini dijuluki dengan Gunung Pemancar.menarik kan??Selain itu, gunung Telomoyo ini memiki keunikan tersendiri, selain ada puluhan tower yang tertancap tepat diatas pilar bumi, disini juga terdapat landasan paralayang tertinggi di Jawa Tengah, bahkan Indonesia. Pengen maen paralayang juga? Sayangnya disana belum ada fasilitas paralayang untuk pengunjung secara umum, sabar yah


pemandangan selama perjalanan pun dijamin tidak membosankan  karena sejuk, hijau dan menyegarkan. Nah untuk mendapat pemandangan cantik ini, waktu yang tepat adalah ketika matahari terbit. Di sebelah timur kamu bisa lihat puncak Merbabu dan Merapi, seddangkan kalau kamu menengok ke utama, kamu akan lihat gunung Ungaran.
gue udah sampe puncak, loe kapan??
Jalur menuju Telomoyo juga cukup mudah bila ditempuh dari Semarang. Semarang- Salatiga-Kopeng-Dalangan. Bisa ditempuh dalam waktu 2 jam jika lancar. Setelah Kopeng dan sebelum pasar Ngablak ada pertigaan dengan Pom Bensin Mini disebelah kiri, dipertigaan itu belok kanan. Nah itu dia jalan tunggal menuju puncak Telomoyo. Setelah 6 kilometer perjalanan akan ada papan informasi menuju stasiun pemancar, nah itulah jalannya.



Selamat mencoba dan berpetualang.......

Keluargaku, Madrasahku


Aku adalah anak yang terlahir dari kerjasama yang baik dari kedua orang tuaku. Meski gagal menjadi anak tunggal, karena setelah 13 tahun merasakan kasih sayangnya, adikku yang lucu lahir. Namun kasih sayang yang diberikan oleh orang tua tidak berkurang sama sekali. Kasih sayang mereka bisa dikatakan bukan satu yang dibagi menjadi dua, tapi satu yang ada dua.

Pembahasan kali ini yaitu tentang pendidikan keluarga, aku tidak akan membawa para tokoh-tokoh pendidikan yang akhirnya menghegemoni pikiranku itu. Hanya akan bercerita tentang keluargaku, semoga kalian tidak ngiri membacanya.

Bapakku yang punya nama banyak sekali, di KTP  namanya Aryo Arif Munandar, akta lahirku Aryo Paimun, akta lahir adikku Aryo Munandar, tak pedulilah namamu siapa, yang pasti tetep keren. Bapakku bukanlah seorang ilmuwan hebat yang bisa disejajarkan dengan ilmuwan lain seperti Abahnya Aam. Bapakku adalah seorang wiraswasta yang kesehariannya bekerja keras demi kebahagiaan keluarganya. Nasehat-nasehat yang dia katakan pun sebagaimana nasehat seorang ayah kepada anaknya.

Bahkan bapak jarang sekali secara sengaja duduk bersama kemudian memeberikan nasehat dengan perkataan-perkatannya. Ya, bapakku adalah orang yang pendiam (waktu tidur),hehe iya, serius bapakku pendiam jarang berkata bila tidak penting. Dia memberikan pendidikan kepada anaknya dengan cara memberi contoh, tanpa harus berkata panjang lebar. Dari sikapnya aku mulai memahami bagaimana bapak memberikan pendidikan kepada anaknya.  

Namun bagaimanapun bapak adalah seorang bapak yang penuh dengan kasih sayang kepada keluarganya.bahkan terkadang jika aku melakukan kesalahan,mae (sapaanku pada ibu) selalu marah dan bicara panjang lebar sedang bapakku hanya diam dan tidak berkomentar seolah mengiyakan perkataan mae. Tapi sekali bapak bicara itu rasanya jlebb , kalau bapak sudah angkat bicara itu artinya aku sudah melakukan hal yang sangat, sangat salah. Begitulah metode bapakku mendidik anaknya.

Berbeda dengan ibuku yang biasa ku panggil mae, namanya cukup singkat yaitu Khamidah. Bertolak belakang dengan bapakku, ibuku lebih sering berbicara dan mendiskusikan permasalahan-permasalahn yang sering terjadi.
Masaalah pendidikan ibuku adalah orang yang sangat memeperhatikan pendidikan bagi anaknya, bahkan aku dan adikku disekolahkan di madrasah yang lumayan jauh dari rumah dan mengantar jemput setiap hari demi bisa bersekolah di madrasah ibtidaiyah, bukan sekolah dasar umum.

Ibuku yang sering membantu mengerjakan PR dan mengingatkan untuk belajar. Dan selalu menanyakan setiap aku pulang sekolah “mau diwulang apa nang sekolahan?” (tadi diberi pelajaran apa di sekolah?) dan dengan semangat aku menceritakan pengalamanku di sekolah. Itu dilakukan pula kepada adikku saat ini yang masih duduk di kelas 1 MI.

Orang tuaku sadar akan keterbatasan pengetahuan dan waktunya untuk mengajarkan pendidikan kepada anak-anaknya, sehingga mereka memfasilitasi pendidikan semaksimal mungkin dengan memasukkanku ke madrasah ibtidaiyah, kemudian menitipkanku pada Kiai di desa untuk diajari agama.

Dan satu lagi yang sangat berjasa mendidikku dalam keluarga adalah simbahku, meski usianya  sudah tidak muda, tetapi semangat untuk mengajarkan kebaikan pada cucunya tak pernah luntur.

Berbeda metode dengan bapak dan ibuku, kedua simbahku mengajarkanku tentang nilai-nilai kehidupan dengan lagu-lagu yang dinyanyikan. Simbahku yang cowok pandai alat musik dan dia mantan vokalis keroncong lhoh,hehe suaranya merdu dan bahkan sampai saat ini beliau masih bertugas sebagai qori’ menjelang adzan maghrib berkumandang di masjid.

Kalau  simbahku yang cewek suka mengajariku dengan cara hafalan-hafalan. Mulai dari menghafalkan surat-surat pendek, doa sehari-hari, lagu-lagu, perhitungan dan lain-lain. Bahkan  pernah mengajarkan aku ayat kursi ketika aku masih berumur 4 tahun dan mampu menghafalnya. Ya, itu karena aku dulu penakut, maka katanya simbah kalau sedang ketakutan disuruh membaca ayat kursi agar setannya terbakar,hmmmm.

Aku mengamati bagaimana cara anggota keluargaku memberikan pelajaran dengan cara yang berbeda-beda. Maka, aku sekarang mempunyai tanggungan juga untuk menjadi contoh bagi adikku, mengingatkannya ketika melakukan kesalahan, mengajarinya dengan hal-hal yang menyenangkan, dan membimbingnya untuk kebaikan. Karena bagiku, adikku (Amyra Sunni Az-Zahra) adalah kesempurnaan kebahagiaan keluarga kami setelah bertahun-tahun kami tunggu kedatangannya.

tulisan Writting Challange 4, 
semoga keluarga kita menjadi keluarga yang bahagia dan terbebas dari api neraka, amin