Kamis, 19 Maret 2015

Filsafaty

Yang – Ada (Being)

Yang ada ini merupakan istilah yang paling umum dari segala sesuatu. Yaitu predikat yang paling umum dan paling sederhana dari semua predikat. Makna yang-ada sering kali disamakan dengan esensi dan eksistensi, namun sebenarnya berbeda (untuk esensi dan eksistensi akan kita bahas selanjutnya).
Misalkan, sesuatu yang bereksistensi, misalnya bangku, pertama harus memiliki sifat yang ada untuk dapat bereksistensi. Demikian pula dengan pikiran, perasaan yang tidak dapat dilihat orang lain tapi tetap dapat dikatakan bersifat ada. Karena yang ada merupakan sifat  yang paling sederhana, meskipun itu berupa pikiran atau perasaan yang tidak dapat bereksistensi namun dapat bersifat ada meskipun hal yang mustahil sekalipun.
Misalkan saya memikirkan tentang gajah yang berwarna merah jambu yang mempunyai dua belalai. Gajah tersebut bersifat ada meskipun tidak bereksistensi.
Ketika kita mengatakan suatu apapun halnya maka bersifat “yang-ada” baik jenis maupun hakikatnya. Dimana segala sesuatu disini maksudnya itu dapat merujuk pada sesuatu itu baik jenis maupun hakikatnya.
Parmanides berpendapat bahwa Kita hanya dapat mengatakan dan memikirkan sesuatu yang bersifat yang ada. Yang ada ini bukanlah sesuatu yang mengada karena kita pikirkan, namun segala sesuatu bersifat yang ada.
Sedangkan yang tiada merupakan istilah yang tidak mengandung makna dan tidak menunjuk kepada apapun. Memikirkan istilah yang tiada berarti memberikan sifat yang ada kepada istilah ketiadaannya, bukan kepada sesuatu  yang ditunjuknya.
Yang menjadi titik tekan disini adalah segala yang kita pikirkan atau katakana memiliki sifat yang ada. Atau ringkasnya bahwa segala sesuatu bersifat ada

0 komentar:

Posting Komentar