Ketika seorang laki-laki dan perempuan menemukan kenayamanan
antara keduanya, maka tak salah jika keduanya berkomitmen untuk bersama dalam
satu hubungan. Hubungan itu biasa kita sebut dengan pacaran, ta’arufan atau
apalah namanya. Namun dalam ikatan yang dijalani dua orang maka tidak mungkin
hubungan ini akan berjalan dengan mulus, karena menyatukan visi dua orang
bukanlah hal yang mudah. Masalah-masalah yang muncul pasti ada, salah satunya
adalah LDR. Mungkin teman-teman yang pernah menonton film Kambing Jantan yang
dibintangi Raditya Dhika akan paham dengan masalah yang satu ini. Oh ya, LDR
yang kita bahas dalam film itu artinya Long Distance Relationship, bukan Long
Dict Reduction yah,,,,hmmmm
Ya, kata teman-teman saya adalah salah satu dari ribuan
orang yang menjalani hubungan LDR, tapi tulisan kali ini bukan untuk curhat,
curcol dan menuangkan kegalauan ya. Namun setelah beberapa tahun menjalani
hubungan, saya mulai memahami apa itu LDR yang sebenarnya.
LDR ala Agita....
Long Distance Relationship mungkin teman-teman sepakat jika
kita artikan dalam bahasa Indonesia hubungan jarak jauh. Namun jarak jauh yang
dimaksud itu apa sih? Pertanyaan ini mungkin tidak ada dibenak temna-teman
karena semua memahami jawabnnya.
Namun, saya memiliki jawaban atas pertanyaan tersebut.
Menurutku, jarak yang dimaksudkan bukanlah jarak secara geografis. Dimana kedua
orang tersebut dipisahkan oleh ratusan bahkan ribuan kilometer dari letak
tinggal masing-masing. Pemikiran yang
seperti ini aadalah pemikiran yang dangkal dengan memaknai jarak dengan secara
fisik saja.
Ada hal yang lebih mendasar untuk memaknai kata tersebut,
yaitu adanya jarak secara batin yang memisahkan hubungan antara kedua orang
yang menjalaninya. Tentu ini akan menjadi masalah besar dalam suatu hubungan.
Jika sudah ada jarak yang jauh antara batin keduanya, maka letak geografis
tidak akan mempengaruhi. Bahkan ketika keduanya berada di tempat yang samapun
tidak selalu batin mereka bersama dalam tempat tersebut. Kedekatan batin inilah
yang sebenarnya dibutuhkan dalam menjalani sebuah hubungan, karena tanpanya
hubungan menjadi hambar dan membawa keduanya dalam jurang perpisahan.
Makanya banyak lagu yang mengatakan “Jauh di Mata namun
Dekat di Hati”. Pernyataan ini tentu benar, karena dalam hubungan ini yang
dibutuhkan adalah kedekatan batin, bukan sekedar kedekatan fisik. Hal ini bisa
dibuktikan dengan beberapa orang yang menjalani cinlok ( cinta lokasi) ketika
melakukan kegiatan secara bersama. Namun ketika mereka terpisah dengan usainya
kegiatan tersebut, usai sudah hubungannya. Hal ini terjadi karena keduanya
belum dekat secara batin, hanya secara fisik.
Jadi, saya justru lebih menghargai orang yang memilih untuk
jomblo atau single dibanding mereka yang nekat memiliki pasangan namun secara
batin terpisah jauh dari yang diharapkan. Namun, di sadar atau tidak kedekatan
baik secara batin maupun secara fisik tentu dibutuhkan dalam suatu hubungan
meski porsinya tidaklah sama.
0 komentar:
Posting Komentar